Bayi ajaib adalah salah satu film mengandung unsur klenik yang
disutradarai oleh Tindra Rengat pada tahun 1982. Film ini mengisahkan
tentang seorang anak bernama Didi (Rizwi Ibrahim) yang selama hidupnya
dipengaruhi oleh roh jahat. Anak yang lahir dari pasangan Kosim (Muni
cader) dan Sumi (Rina Hasim) ini telah menunjukkan ke’ajaib’annya sejak
berada di dalam kandungan Sumi. Kandungannya sempat berada di tubuh
bagian belakang, dan ketika lahir, banyak kejanggalan yang terjadi dalam
diri Didi. Mulai dari kebal pada saat di khitan, selalu gundah ketika
mendengar suara Adzan, dan kekuatan gaib dalam diri Didi yang kerap kali
merugikan masyarakat termasuk keluarganya.
Didi ternyata dipengaruhi oleh arwah Alberto Domenique nenek moyang
dari Dorman Domenique (WD Mochtar) yang merupakan keturunan Portugis.
Semasa hidupnya, Alberto sempat menjadi kepala Desa yang jahat sehingga
membuat masyarakat membencinya dan kemudian menggantungnya. Didi
dipengaruhi oleh arwah Alberto berawal pada saat Sumi sedang mengandung,
sempat terperosok ke dalam makam Alberto yang memang tidak jauh dari
desa tersebut. Mengetahui hal itu, Dorman mempunyai keyakinan bahwa
arwah moyangnya tersebut akan membantunya dalam persaingan dengan Kosim
yang secara kebetulan menjadi saingannya untuk menjadi Kepala Desa.
Kosim yang merasa banyak harta, mengambil simpati masyarakat dengan
membagikan uang dan barang agar memilihnya dalam pemilihan Kepala Desa.
Namun atas banyak kejanggalan yang dilakukan Didi, membuat kegagalan
pada Kosim dan Dorman dalam pemilihan Kepala Desa tersebut.
Keanehan dan kekuatan gaib yang dimiliki oleh Didi sangat meresahkan
masyarakat, karena sampai menyebabkan kematian termasuk kematian pada
Dukun beranak Desa (Wolly Sutinah). Sikap Didi tersebut menarik
perhatian dari salah satu sesepuh desa (Husin Lubis) yang pada akhirnya
dapat membantu mengeluarkan roh jahat pada diri Didi. Setelah itu Didi
pun kembali menjadi anak yang normal, tidak kebal disaat dikhitan, dan
mulai dapat menjalankan aktivitas keagamaan.
Film yang diproduseri oleh Kristo Candra ini menjadi film yang
dikenal sangat horor dan sangat menegangkan pada masanya. Namun ketika
kita menonton Bayi Ajaib pada saat ini, bukannya teriak ketakutan yang
terdengar, melainkan tertawa terpingkal-pingkal ketika melihat setiap
adegan horror yang ditampilkan pada film ini. Terlebih lagi pandangan
masyarakat mengenai film horor pada saat ini sudah berubah menjadi film
komedi, yang disebabkan oleh banyak produsen-produsen film yang
memproduksi film horor namun dikaitkan dengan hal kebodohan atau
memamerkan tubuh dari kaum wanita, seperti film “Hantu Puncak Datang
Bulan, Suster Keramas, Pocong Idiot”, dll.
Jika kita melihat film horor atau film yang mengandung unsur klenik,
dari dulu sampai sekarang bahwa sebetulnya yang ada hanyalah sebuah
kebodohan pada film seperti itu. Namun dapat kita cermati dari film
jenis tersebut dalam segi sejarah, kapan film ini dibuat, sehingga kita
dapat menyimpulkan ideologi dalam apa yang terdapat dalam film tersebut.
Ideologi film horor mengalami perubahan yang sangat besar. Jika
ditinjau dari segi politik, film horor yang diciptakan pada masa orde
baru memang disuguhkan kepada masyarakat pada saat itu yang haus akan
hal gaib sehingga dimanfaatkan oleh para penguasa untuk melanggengkan
kekuasaannya. Seperti contoh pada fenomena Nyi Roro Kidul, yang
dipercaya oleh masyarakat Jawa sebagai isteri gaibnya seorang Sultan.
Sehingga masyarakat yang takut akan adanya hal gaib pada saat itu
menjadi patuh dan memberikan legitimasi kekuasaan kepada Sultan
tersebut. Ideologi seperti itulah yang dimanfaatkan oleh para pemegang
kekuasaan dari film horor pada masa orde baru untuk terus mempertahankan
posisinya.
Beda halnya pada pasca Orde baru, Ideologi film horor seakan lepas
dari kata “tegang”, dan “menakutkan”. Film horor yang diproduksi pada
saat ini diorientasikan untuk keuntungan atau komersil (money oriented)
oleh produsen-produsen film swasta, yang memanfaatkan lelucon, komedi,
hingga komolekan tubuh seorang wanita. Pada saat ini film-film seperti
itu lebih banyak diproduksi dibanding film dengan tema lain yang lebih
mendidik, seolah-olah para produsen film hanya mengutamakan keuntungan
semata dengan alasan ‘pasar’ ketimbang memperhatikan kualitas dari
sebuah film.
Like THIS :
Author : WINMEDIATV
Terima Kasih sobat sudah menyimak tentang Bayi Ajaib Film Indonesia (1982).yang kami publikasikan pada Sabtu, 08 Juni 2013 Silahkan tinggalkan jejak pada form Komentar untuk mempermudah winmediatv crew untuk berkunjung kembali ke blog sobat.(Wassalam)
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Winmediatv
Belum ada komentar untuk "Bayi Ajaib Film Indonesia (1982)"
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar untuk respon/pertanyaan. Klik link "Subscribe by email" untuk mengetahui balasan komentar/pertanyaan. Jika ingin bertanya/berdiskusi lebih mendetil & efektif..Komentar disini NO SPAM, No Links, No SARA, No P*RNO! Komentar berisi LINK & tidak sesuai ketentuan akan langsung dihapus.